Freelance? Why not.

Hari ini, aku bangun terlalu siang. Ah, mungkin "jiwa" lamaku sudah memberontak ingin kembali lagi ke masa di saat aku masih WFH di kantor lama ku. Tidur seperti biasa, tapi bangun diatas pukul 06.30. Memang kebiasaan tersebut amat sangat buruk bagiku. Apalagi, statusku sekarang sudah menjadi seorang istri dari suami yang amat sangat sabar dan sangat menyayangiku sepenuh hatinya. Love you, mas e ^^


Pukul 06.45, suamiku berangkat kerja. Aku? Hal pertama yang aku lakukan yaitu "setor". Hahaha. Iya "setor" di toilet. Puji Tuhannya, kegiatan ini bisa berlangsung setiap pagi. Tidak seperti saat aku masih melajang. Susah sekali yang namanya pup. Harus dipaksa makan makanan pedas atau makan buah pepaya dulu supaya bisa lancar.


Setelah "setor", aku membuka handphoneku. Jempolku mengarahkan aku untuk membuka Instagram. Biasanya aku selalu melihat story dari following Instagramku. Namun, di sela-sela story followingku, aku melihat iklan Instagram tentang Freelance. Karena aku merasa aku adalah target market iklan tersebut, aku langsung saja membuka iklan tersebut. Iklan tersebut mengarahkan ku kepada sebuah akun Instagram yang bernama @freelancekerja.id

Aku pun melihat postingan mereka. Hm, aku tertarik untuk membuka websitenya. Tentu saja, alamat websitenya sama dengan nama dari akun tersebut.  Setelah website tersebut terbuka, aku langsung mendaftar sebagai freelancer. Kemudian aku mencoba untuk mengapply ke beberapa pekerjaan yang tersedia. Aku mendaftarkan diri sebagai voice narator, graphic designer untuk marketing kit, dan desain untuk greeting cards. Ah aku harap, salah satu pekerjaan tersebut di acc oleh pemilik iklan.


Mungkin orang-orang lain di luar sana beranggapan kalau kita sebagai pengangguran pasti tidak akan dapat menghasilkan "sesuatu". Kita sebut saja "sesuatu" itu adalah uang. Tidak dapat kita pungkiri lagi, karena memang kita butuh uang untuk bertahan hidup di kerasnya kehidupan saat ini. *anjay

Jujur saja, aku masih ingin hidup produktif. Tetap dapat bekerja walaupun aku hanya terlihat berdiam diri di kost. Toh, sekarang zamannya sudah serba digital. Jadi tidak ada salahnya kalau kita tetap produktif dan bekerja dari kost, kan?


Aku berharap, aku bisa bekerja. Menghasilkan uang walaupun dari kost saja. Membantu suamiku agar kami bisa menabung untuk membeli rumah impian kami.

Tapi, bukan berarti aku juga tidak mau bekerja langsung di kantor. Saat ini aku masih berusaha untuk mencari pekerjaan tetap yang tepat untukku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memulai Hal Baru

Bunga Tidur